Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Yang saya hormati, Bapak Wakil Presiden Republik Indonesia, Bapak Prof. K.H. Ma’ruf Amin;
Yang saya hormati, Yang Mulia para alim ulama yang hadir, para habaib, para kiai yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu, serta para tokoh-tokoh agama yang hadir;
Yang saya hormati, para Menteri Kabinet Indonesia Maju;
Bapak-Ibu hadirin undangan yang berbahagia.
Alhamdulillahi rabbil ’alamin, kita patut bersyukur pada malam hari ini kita bisa memperingati bulan kemerdekaan, memperingati 77 tahun Indonesia merdeka. Tadi saya rasa sudah banyak disampaikan oleh Pak Wapres mengenai nikmatnya kemerdekaan. Ini enaknya kalau wakil presidennya itu Pak Kiai. Terima kasih Pak Kiai tausiahnya jelas, jadi saya tidak usah mengulang lagi.
Tetapi perlu saya ingatkan kepada kita semuanya bahwa dunia saat ini tidak berada pada posisi yang baik-baik saja. Setelah hampir dua setengah tahun, dunia, seluruh negara mengalami sakit berbarengan, sakit bersama-sama karena pandemi Covid-19. Dan baru akan melakukan pemulihan tapi muncul sesuatu yang dadakan yang tidak kita perkirakan sebelumnya. Sakitnya belum sembuh, muncul yang namanya perang di Ukraina. Sehingga semuanya menjadi bertubi-tubi, menyulitkan semua negara, hampir semua negara sekarang ini berada dalam posisi yang sangat sulit.
Dan kita patut bersyukur, alhamdulillah kalau bensin di negara lain sekarang harganya sudah Rp32.000, Rp31.000, di Indonesia Pertalite masih Rp7.650. Tapi juga perlu kita ingat subsidi terhadap BBM itu sudah sangat terlalu besar, dari Rp170-an (triliun) sekarang sudah Rp502 triliun. Negara mana pun enggak akan kuat menyangga subsidi sebesar itu. Tapi sekali lagi, alhamdulillah kita masih kuat menahannya sampai sekarang ini. Ini yang patut kita syukuri bersama-sama.
Pangan juga seperti itu. Pangan di negara lain sudah naik 30 persen, 40 persen, 50 persen naik. Karena apa? Mereka yang makan gandum, baik yang di Asia, baik yang di Afrika, baik yang di Eropa apalagi yang makanan hariannya adalah gandum, sekarang ini betul-betul berada pada posisi yang sangat, sangat-sangat sulit sekali. Sudah harganya mahal, barangnya tidak ada. Kenapa barangnya tidak ada? Kenapa gandumnya tidak ada?
Saya saat itu ke Ukraina ketemu Presiden Zelenskyy. Dia cerita kepada saya, ada stok di Ukraina, stok di gudang 22 juta ton, stok dalam proses panen 55 juta ton. Artinya ada 77 juta ton gandum diam di Ukraina enggak bisa keluar karena perang. Saya bicara satu setengah jam dengan Presiden Zelenskyy. Naik kereta api dari Polandia ke Kyiv di Ukraina, 12 jam. Ke sini 12 jam, balik lagi ke Polandia 12 jam.
Pindah ke Moskow ketemu Presiden Putin. Dia cerita juga kepada saya, ada stok gandum di Rusia itu 130 juta ton. Berarti Ukraina plus Rusia jumlah stok gandumnya ada 207 juta ton. Bukan 207 ton loh ya, 207 juta ton. Inilah yang sekarang ini menyebabkan 330 juta orang kelaparan. Dan mungkin enam bulan lagi bisa 800 juta orang akan kelaparan dan kekurangan makan akut karena tidak ada yang dimakan.
Sekali lagi, alhamdulillah beras di Indonesia juga masih bisa kita cari dan tidak naik sama sekali. Ini patut kita syukuri. Berkat kerja keras Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara semuanya, berkat ikhtiar kita gotong royong bersama-sama.
Kemudian muncul krisis pangan, krisis energi, juga sama. Di semua negara, gas sampai harganya lima kali lipat, bensin naik dua kali lipat. Inilah kesulitan-kesulitan yang dialami oleh hampir semua negara, tidak negara kecil, tidak negara besar, tidak negara kaya, tidak negara miskin, semuanya mengalami hal yang sama. Sehingga muncul krisis yang ketiga yaitu krisis keuangan. Beberapa negara yang tidak kuat, ambruk karena sudah tidak memiliki uang kes, baik untuk membeli energi (bensin dan gas) atau membeli pangan.
Sekali lagi, marilah kita berdoa bersama, berzikir bersama memohon kepada Allah Swt. agar negara kita selalu dilimpahi oleh pangan dan energi dan kita tidak kekurangan akan hal itu. Dan kita berusaha berikhtiar bersama-sama agar (pangan dan energi) kita justru melimpah dan bisa membantu negara-negara lain yang sedang kesulitan saat ini.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini.
Terima kasih.
Saya tutup.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.