SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
PERAYAAN NATAL BERSAMA NASIONAL
DI JAKARTA CONVENTION CENTER
TANGGAL 27 DESEMBER 2010
Â
Â
Saudara-saudara umat Kristiani di seluruh penjuru tanah air yang saya cintai,
Hadirin sekalian yang saya hormati,
Selamat malam,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Malam ini, merupakan malam yang sangat istimewa bagi Saudara-saudara, umat
Kristiani. Atas rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, umat Kristiani dapat
kembali merayakan Natal Bersama Tingkat Nasional, yang kali ini dipusatkan di
Jakarta.
Saya ingin menggunakan kesempatan yang membahagiakan ini, untuk menyampaikan
selamat dan salam bahagia kepada umat Kristiani di seluruh penjuru tanah air.
Berbahagialah di Hari Natal, yang penuh damai dan cinta kasih. Semoga damai
menyertai Saudara-saudara.
Â
Saya berharap perayaan Natal tahun ini makin membawa kesentosaan dan kesejahteraan kepada umat Kristiani dan juga bangsa Indonesia dalam menyongsong hari esok yang lebih baik.
Saudara-saudara,
"Terang yang Sesungguhnya Sedang Datang ke Dunia", adalah tema besar pada perayaan Natal kali ini. Tema ini diangkat dari kitab suci yang Saudara-saudara imani. Tema yang menggugah pikiran dan dapat menjadi inspirasi bagi umat manusia untuk berbuat kebajikan di dunia. Kebajikan dalam berperilaku, beragama, berbangsa, dan bernegara.
Â
Kebajikan akan mendorong Saudara-saudara dan umat manusia di muka bumi ini untuk menghadirkan kehidupan yang lebih baik, lebih adil, dan lebih bermartabat. Kehidupan yang harmonis dalam kesetaraan, kedamaian, dan persaudaraan di antara sesama umat manusia, serta kehidupan yang bermartabat dan beradab.
Tema ini juga mengingatkan kita semua akan nilai-nilai universal ajaran agama.
Setiap agama sangat mencintai kehidupan yang aman, tentram, dan damai.
Kehidupan yang jauh dari kekerasan, kebencian, dan fitnah. Kehidupan yang
diwarnai oleh insan berbudi luhur, berakhlak mulia, penuh toleransi, dan saling
mengasihi.
Tentu Saudara-saudara umat Kristiani akan senantiasa ingat dengan
the golden
rule ini, "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri". Mari kita
praktekkan golden rule dalam kehidupan kita bersama. Sebagai bangsa yang
religius, kita harus menjadikan ajaran agama sebagai motivasi dan inspirasi
dalam memperkokoh kerukunan umat beragama.
Hadirin sekalian yang saya hormati,
Perayaaan Natal kali ini, diselenggarakan di akhir tahun, di tengah bangsa
Indonesia kembali menghadapi cobaan dan ujian alam. Saudara-saudara kita di
Wasior, Teluk Wondama, Papua Barat, diterjang bencana banjir bandang.
Saudara-saudara kita di Mentawai, dilanda gempa bumi dan tsunami.
Saudara-saudara kita di sekitar Yogyakarta dan Jawa Tengah, baru ditimpa
letusan Gunung Merapi. Dan di Probolinggo, Gunung Bromo baru saja reda dari
letusan. Kita semua turut merasakan kesusahan yang sedang menimpa
saudara-saudara kita itu.
Sebagai sebuah bangsa yang memiliki rasa solidaritas yang tinggi, kita harus
memberikan rasa simpati dan empati, serta uluran tangan kepada saudara-saudara
kita yang tertimpa bencana. Kita semua berharap dan berdoa, semoga
saudara-saudara kita tetap tabah dalam menerima musibah ini. Kita semua harus
tetap tegar menghadapi bencana yang tidak pernah kita duga. Kita yakin dan
percaya, Tuhan tidak akan menguji umatnya melebihi batas kemampuannya. Kita
juga yakin dan percaya, dibalik musibah selalu ada berkah, dan setiap ujian dan
cobaan akan membuat bangsa kita menjadi lebih baik dan lebih kokoh.
Hadirin sekalian yang saya hormati,
Di sisi lain, kita patut bersyukur bahwa perayaaan Natal tahun ini berlangsung
dalam suasana tenang, aman, dan damai. Suasana seperti ini dapat kita bangun
dan hadirkan, atas dasar saling percaya dan saling menghormati. Kita telah
makin mampu menjamin solidaritas dan toleransi di antara sesama pemeluk agama
dalam kehidupan yang makin harmonis.
Beberapa hari lagi, kita akan memasuki tahun 2011. Kita harus bersiap diri
untuk melanjutkan pembangunan bangsa, menuju masa depan yang lebih baik. Kita
tahu, pembangunan bangsa adalah sebuah proses panjang yang harus kita jalani
bersama.
Â
Pengalaman menunjukkan, di samping tidak sedikit hasil yang telah kita capai, namun perjalanan kita tidak pernah sepi dari tantangan dan permasalahan. Menghadapi ini semua, kita harus tetap kuat dan tegar, seraya terus bersatu dan bekerja keras. Kita harus tetap optimis, di tahun-tahun mendatang kita dapat mencapai hasil yang lebih banyak.
Pemerintah berusaha sekuat tenaga mencari terobosan dan cara baru, guna makin
mempercepat kesejahteraan rakyat atau prosperity, penguatan demokrasi,
dan penegakan keadilan atau justice. Inilah saatnya kita bangkit bersama
membangun negeri, karena kita memiliki potensi dan peluang untuk menjadi emerging
nation dalam waktu yang tidak terlalu lama. Oleh karena itu, sebagai modal
sosial yang sangat penting, marilah terus kita perkokoh kerukunan kehidupan
dengan penuh toleransi, saling menghargai, serta saling menghormati dan
mengasihi.
Saudara-saudara yang saya muliakan,
Dengan cara itu, kita dapat membangun sebuah bangsa yang besar, bangsa yang
memiliki peradaban unggul dan maju, bangsa yang mulia dan dihormati oleh
bangsa-bangsa lain di dunia. Inilah esensi dari kehidupan bangsa kita yang
bermartabat, yang kita arahkan pada peningkatan keberadaban bangsa. Esensi ini
sejalan pula dengan subtema pada perayaan Natal kali ini, "Memperkokoh
Kebersamaan dan Kesatuan sebagai Bangsa yang Bermartabat".
Kemajemukan bangsa kita harus menjadi kekuatan. Kemajemukan harus kita sikapi
dengan penuh rasa syukur, yang diimbangi oleh perbuatan-perbuatan yang positif.
Keragaman yang kita miliki, harus kita terima sebagai anugerah dari Tuhan Yang
Maha Esa.
Pemerintah terus berkomitmen menjaga kemajemukan dan sendi-sendi kebebasan
beragama. Pemerintah juga terus menjaga agar tidak ada pihak lain yang
menyakiti saudaranya karena berbeda agama, paham politik, dan identitas sosial
lainnya. Kebebasan dan kerukunan beragama bukanlah semata-mata tekstual
konstitusi dan peraturan perundang-undangan.
Â
Lebih dari itu semua, masyarakat harus menumbuhkan nilai-nilai toleransi, keberagaman, dan saling menghormati satu dengan lainnya dalam kehidupan sehari-hari. Inilah hakekat prinsip hidup berdampingan dalam perbedaan, dan prinsip kebebasan beragama dalam bingkai toleransi.
Â
Pemerintah juga terus mendorong terpeliharanya kehidupan antar-umat beragama yang harmonis. Pemerintah tidak hanya mendorong antar umat beragama di tanah air, untuk berdialog dan bertatap muka dalam berbagai aktivitas. Akan tetapi, dunia internasional juga sangat mengharapkan peran negara kita dalam mengembangkan demokrasi dan harmoni antar peradaban.
Â
Di sinilah pentingnya dialog antar-peradaban, dialog antar-umat beragama, dan dialog antar-umat manusia sejagad. Kepercayaan internasional itu, merupakan bukti dan harapan nyata bahwa kita semua harus mengedepankan cinta kasih, serta berperan aktif dalam kerukunan hidup intra dan antar umat beragama di seluruh lapisan masyarakat.
Saya yakin, dengan makin tumbuhnya kesadaran akan perbedaan, keragaman dan
toleransi, kita telah memiliki modal sosial utama dalam menatap masa depan
dengan penuh harapan dan optimisme. Mari kita letakkan kepentingan bangsa kita
di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan. Mari kita hormati konstitusi
dan tatanan kehidupan bernegara yang demokratis, melalui perilaku nyata dalam
kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara.
Saudara-saudara,
Pada kesempatan yang baik ini, saya mengajak segenap umat beragama untuk
memperkuat rasa persaudaraan sesama anak bangsa. Melalui perayaan Natal, saya
mengajak umat Kristiani untuk memperbaharui semangat pengharapan di hati
masing-masing, mampu merefleksikan rasa kasih dalam kehidupan, serta mampu
membangun semangat juang yang tinggi.
Perayaan Natal hendaknya juga kita sikapi sebagai memotivasi pembaharuan iman,
cinta kasih, kesetiakawanan, dan solidaritas sebagai cerminan kepatuhan.
Semangat ini hendaknya dapat diabdikan, tidak hanya untuk umat Kristiani saja,
akan tetapi lebih jauh untuk bangsa dan negara, serta umat manusia di muka bumi
ini.
Hadirin sekalian yang saya hormati,
Umat Kristiani di seluruh tanah air yang berbahagia,
Demikianlah harapan, pesan, dan ajakan saya pada hari yang mulia ini. Semoga Saudara-saudara
umat Kristiani di seluruh pelosok tanah air menjadikan tema kali ini sebagai
renungan, sekaligus sebagai spirit untuk maju. Jadikanlah kasih Tuhan
sebagai penerang hati sanubari dan umat manusia di muka bumi, melalui
karya-karya nyata yang terbaik.
Â
Jadikanlah ajaran agama sebagai pedoman bagi kita untuk selalu bersikap optimis dan berpikir positif, dan bukan bersikap pesimis dan berpikir negatif. Hanya dengan cara itulah, terang akan menghampiri bumi, dan terang itu akan benar-benar datang untuk kita semua.
Selamat Natal dan selamat menyongsong Tahun Baru 2011.
Sekian, Terima kasih,
Shalom.