Sambutan Presiden RI pada Perayaan Waisak Nasional 2055-2011, Jakarta, 21 Mei 2011

 
bagikan berita ke :

Sabtu, 21 Mei 2011
Di baca 944 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

PERAYAAN WAISAK NASIONAL 2555-2011

DI JAKARTA INTERNATIONAL EXPO, JAKARTA

TANGGAL 21 MEI 2011

 

 

Yang saya hormati,

 

Saudara Wakil Presiden Republik Indonesia beserta Ibu Herawati Boediono,

 

Para tamu undangan, baik yang datang dari dalam negeri maupun dari luar negeri,

 

Para Pemuka Agama Budha dan segenap umat Budha di seluruh tanah air, yang saya cintai dan saya banggakan,

 

Salam sejahtera dan salam bahagia bagi segenap umat Budha dan bagi kita semua,

 

Kita bersyukur karena pada malam yang membahagiakan ini dapat menghadiri perayaan "Dharmasanti Waisak Nasional Umat Buhda Indonesia Tahun 2555". Atas nama negara dan pemerintah, serta selaku pribadi, saya ingin menyampaikan Selamat Waisak disertai salam hormat dan salam bahagia kepada segenap umat Budha di seluruh Indonesia.

 

Berbahagialah di Hari Raya Waisak, hari yang disucikan dan dimuliakan oleh umat Budha di berbagai penjuru dunia, semoga peringatan Hari Waisak tahun ini dapat membawa kebahagiaan, kedamaian, dan kesejahteraan bagi umat Budha di seluruh tanah air.

 

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Sebagaimana kita ketahui bersama, ritual "Trisuci Waisak", yang dirayakan oleh umat Budha di seluruh dunia dimaksudkan untuk memperingati tiga peristiwa penting dan sakral dalam agama Budha, yaitu, lahirnya Sidharta Gautama, diperolehnya kesadaran agung yang dicapai oleh sang Budha, dan wafatnya Budha Gautama. Sikus kehidupan sang Budha inilah yang menjadi teladan bagi umat Budha di seluruh dunia.

 

Perjalanan spiritual yang dialami Sidharta Gautama sarat dengan nilai-nilai keteladanan, tekad yang kuat untuk meraih martabat, dan kesempurnaan hidup, sikap yang tidak terbelenggu oleh ego dan hawa nafsu serta mengedepankan sinergi antara kecerdasan dan keluasan wawasan dengan keluhuran batin dan akhlak mulia.

 

Nilai-nilai keteladanan sang Budha yang sarat makna itu, tetap lestari dan relevan hingga saat ini, sekaligus menjadi sumber inspirasi yang tidak pernah kering bagi umat Budha.

 

Saudara-saudara,

 

Pendalaman nilai-nilai universal dari ajaran agama Budha dapat memberikan kekuatan batin bagi umatnya dalam membina kehidupan berlandaskan pegangan moral yang kokoh, kesadaran keagamaan yang tinggi, dan kekayaan ruhani yang lestari.

 

Kita ingin membangun bangsa yang kokoh pegangan moralnya, sejahtera kehidupan sosial-ekonominya, dan kuat penguasaan ilmu dan teknologinya, hingga dapat tampil sebagai bangsa yang unggul dan maju, bangsa yang siap bersaing dengan bangsa-bangsa lain di kancah global. Karena itulah, tema yang diangkat pada perayaan Waisak tahun ini yaitu, "Mencari Kebahagiaan dan Kedamaian Dari Dalam Diri Sendiri" saya nilai tepat.

 

Tema ini mengajak umat Budha untuk merenungkan nilai-nilai luhur yang diteladankan oleh Sidharta Gautama. Tema ini juga memberi inspirasi dan pedoman menjalani kehidupan untuk mencari kedamaian dan kebahagiaan hakiki. Kebhagiaan dan kedamaian akan tercipta jika kita menjauhkan diri dari kebencian, kecemasan, dan ketakutan. Kebahagiaan dan kedamaian akan terbangun dengan menumbuhsuburkan kasih sayang, toleransi, dan persaudaraan. Kebahagiaan akan dapat dinikmati dengan kesucian ruhani dan dalam gerak kehidupan kita, kedamaian dan kebahagiaan merupakan sumber kekuatan yang mampu menghasilkan energi positif menuju kehidupan bangsa yang sejahtera, aman, tenteram, dan damai.

 

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Perayaan Dharmasanti Waisak Nasional tahun ini terasa sangat istimewa karena berdekatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke 103, hari yang amat bersejarah bagi bangsa kita, hari yang menandai semangat kebangkitan, kebersamaan, dan persatuan di antara segenap warga bangsa.

 

Lebih dari satu abad yang lampau, para pendahulu kita telah menancapkan tonggak bersejarah untuk menanamkan kesadaran bersama akan pentingnya bangkit sebagai sebuah bangsa yang bersatu, merdeka, dan berdaulat.

 

Kita patut bersyukur, 100 tahun berselang dari tonggak awal kebangkitan nasional, bangsa kita mampu berdiri tegak, tumbuh, berkembang, dan makin maju. Sebagai  bangsa yang pandai bersyukur, tentu kita harus mensyukuri karunia Tuhan ini.

 

Bangsa kita saat ini telah berdiri tegak sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Bangsa kita saat ini telah menunjukkan tingkat kemakmuran yang semakin baik. Peran bangsa kita juga semakin penting dan semakin diperhitungkan di forum regional dan global.

 

Memang, harus kita akui, persoalan bangsa yang kita hadapi semakin hari tidaklah semakin mudah. Adalah tugas kita bersama, mulai dari jajaran pemerintah, para pemuka agama, tokoh masyarakat, dan segenap komponen bangsa untuk bekerja lebih keras bagi kemajuan bangsa dan negara kita. Siapa lagi yang akan membawa bangsa dan negara kita ke arah yang lebih baik, selain bangsa kita sendiri. Siapa lagi yang akan mencari solusi atas berbagai persoalan, jika bukan kita sendiri.

 

Kita tidak boleh hanya pandai mencerca dan menyalahkan. Mari kita carikan solusi. Pemerintah dengan tulus dan tangan terbuka membuka pintu dan pikiran untuk setiap saat menerima pandangan dan masukan dari siapa pun, termasuk dari pemuka agama. Alangkah bersyukurnya kita semua jika semua pihak bersedia menjadi bagian dari solusi, dan sebaliknya, tidak justru menciptakan menciptakan persoalan-persoalan baru.

 

Saudara-saudara,

 

Bertepatan dengan momentum hari Waisak tahun ini, sekali lagi, saya mengajak segenap umat Budha di seluruh tanah air untuk meneladani nilai-nilai universal dari dharma yang diajarkan sang Budha. Mari kita tinggalkan sikap mementingkan diri sendiri. Mari kita suburkan sikap saling menghormati dan saling menghargai. Mari kita ciptakan suasana kehidupan nasional yang rukun, yang damai, dan yang harmonis. Mari kita bangun semangat kerja keras yang dilandasi sikap kekeluargaan, kegotongroyongan, dan tolong menolong terhadap sesama warga bangsa.

 

Kepada para pemuka agama, saya mengajak untuk mengedepankan kearifan, kewibawaan, dan kemuliaan dalam menghadapi berbagai persoalan. Saya sungguh berharap para tokoh agama dapat memainkan peran utama untuk memberikan pencerahan, pencerdasan, dan keteladanan kepada umatnya. Sungguh mulia adanya, jika para pemuka agama senantiasa memberikan pernyataan yang menenteramkan, mendamaikan, dan memberikan motivasi kepada umatnya untuk terus bersikap optimis dan berpikir positif seberat apapun tantangan dan persoalan yang dihadapi oleh bangsa kita.

 

Kepada segenap jajaran Perwakilan Umat Budha Indonesia (WALUBI), syucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus atas peran aktif dan partisipasinya dalam membimbing dan membina umat Budha di tanah air. Saya amat berterima kasih atas sumbangan pikiran, dorongan semangat, dan doa yang tulus bagi kemaslahatan, ketenteraman, dan kemajuan bangsa dan negara kita.

 

Akhirnya kepada umat Budha di seluruh tanah air, sekali lagi saya sampaikan salam hormat dan salam bahagia di hari suci Waisak Yang Mulia, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan kecerahan hati dan kejernihan berpikir kepada segenap umat Budha di hari yang amat dimuliakan ini. Selamat Hari Waisak 2555. Terima kasih.

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI