SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA PERINGATAN HARI LAHIR NAHDLATUL ULAMA KE-85
DI STADION UTAMA GELORA BUNG KARNO,
JAKARTA, 17 JULI 2011
Â
Â
Yang sama-sama kita cintai Ibu Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid;
Para pimpinan, para sesepuh, para ulama Nahdlatul Ulama dan warga Nahdliyin
yang saya cintai dan saya banggakan;
Para tamu dan
undangan baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri yang saya muliakan;
Pada kesempatan yang baik, kesempatan yang bersejarah dan semoga penuh berkah
ini, saya mengajak Saudara semua, untuk sekali lagi memanjatkan puji dan syukur
ke hadirat Allah SWT, karena kepada kita masih diberikan nikmat kesempatan,
nikmat kekuatan, dan
insya Allah nikmat kesehatan, untuk melanjutkan
ibadah kita, karya kita, dan pengabdian kita kepada umat, kepada masyarakat
serta kepada bangsa dan negara tercinta. Marilah pula shalawat dan salam kita
haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta para keluarga,
sahabat, dan pengikut-pengikut Rasulullah, insya Allah termasuk kita
semua hingga akhir jaman.
Hadirin yang saya hormati,
Â
Atas nama negara dan pemerintah, saya ingin mengucapkan selamat berulang tahun kepada Keluarga Besar Nahdliyin yang ke-85. Selaku Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan, saya juga ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Nahdlatul Ulama atas jasa, pengorbanan, dan pengabdiannya, baik sebelum kemerdekaan, pada periode kemerdekaan, maupun masa pembangunan bangsa. Semua itu telah tercatat abadi dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Saya mendengar dan menyimak dengan seksama, sambutan Ketua Panitia Harlah,
Bapak As'ad Said Ali, dan Pidato Harlah Ketua Umum PB NU Prof. Dr. K.H. Said
Agil Siraj. Terhadap isi pidato dan sambutan itu, yang merupakan sikap,
pandangan, dan tekad Nahdlatul Ulama dalam kehidupan bernegara, dan dalam
pembangunan bangsa, saya menyambut dengan baik dan penuh rasa syukur. Saya
dukung penuh, karena semuanya sangat tepat dan sangat baik untuk memajukan dan
menyelamatkan kehidupan bangsa kita.
Saya mencatat ada lima hal yang sangat penting yang disampaikan oleh K.H. Agil
Siraj dan Ketua Umum Harlah tadi. Pertama, dikatakan, NU berada di garis depan
dan konsisten untuk menegakkan empat pilar kehidupan bernegara, yaitu
Pancasila, NKRI, Undang-Undang Dasar 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika. NU juga
konsisten menegakkan negara kebangsaan yang berketuhanan, bukan negara agama,
dan bukan negara sekuler yang menyingkirkan agama. Sikap NU yang konsisten itu
sangat diperlukan dalam menegakkan kehidupan bernegara, yang senantiasa
menghadapi ancaman dan tantangan.
Yang kedua, NU memiliki sikap yang jelas, yaitu antikekerasan, antiterorisme,
dan antiseparatisme. Sikap Nahdlatul Ulama yang jelas itu juga sangat
diperlukan, agar Indonesia tetap dapat menjaga kedaulatan dan keutuhan
wilayahnya dari berbagai ancaman, termasuk separatisme, serta agar kita dapat
memelihara keamanan, ketenteraman, dan keselamatan rakyatnya dari ancaman
terorisme dan aksi-aksi kekerasan. Ini menunjukkan keteladanan dan kepeloporan
Nahdlatul Ulama, dalam memahami dan menjalankan ajaran Islam yang benar,
membumikan Islam sebagai rahmat bagi semesta alam.
Yang ketiga, NU memiliki reputasi baik dalam sejarah perjuangan bangsa. Ketua
Umum PB NU mengatakan tadi, NU tidak pernah berbuat onar, apalagi memberontak
kepada negara dan pemerintahan yang sah. Sungguh sangat mulia. Kemudian, saya
juga senang bahwa NU akan terus bekerja sama dan berdampingan dengan
pemerintah. Dikatakan NU mendukung penuh kebijakan dan program pemerintah yang
nyata-nyata bermanfaat bagi rakyat, tetapi NU akan mengkritisi dan mengoreksi
pemerintah dan lembaga-lembaga negara manakala tidak sesuai dengan kepentingan
rakyat. Saya menyambut baik sikap dan peran NU seperti itu; saya nilai tepat, fair,
dan konstruktif.
Yang keempat, NU akan tetap mengambil jalan tengah, yang artinya, NU tidak
menempuh cara dan jalan yang ekstrim, apalagi disertai kekerasan.
Saudara-saudara, di tengah makin merebaknya ekstrimisme, di tengah kehidupan
bangsa yang majemuk, dan menghadapi permasalahan yang kompleks, sikap seperti
itu saya nilai tepat dan benar.
Sedangkan yang terakhir, yang kelima, dikatakan tadi NU menggarisbawahi
pentingnya persatuan dan stabilitas politik. Benar. Indonesia, dengan
pertolongan Allah dan dengan kerja keras kita, selamat dari krisis ekonomi
global, dua tahun yang lalu. Sementara masih banyak negara yang sekarang masih
menghadapi persoalan yang sulit. Ini mesti kita syukuri. Namun,
Saudara-Saudara, kita tahu meskipun kesejahteraan rakyat secara bertahap dapat
kita tingkatkan serta pengangguran dan kemiskinan secara bertahap dapat pula
kita kurangi, tetapi kita harus bekerja lebih keras lagi untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Masih banyak pekerjaan rumah kita. Untuk itu, diperlukan
politik yang stabil. Untuk itu, persatuan serta kebersamaan sangat penting.
Saya senang dengan sikap dan pandangan NU. Kita harus makin bersatu, bukan
membikin politik semakin tidak stabil, situasi semakin panas, apalagi kita
terpecah belah dan saling bermusuhan satu sama lain. Sekali lagi, Saudara
saudara, saya sambut baik dan saya dukung penuh pemikiran, sikap, dan tekad
Nahdlatul Ulama.
Sebagai penutup, saya ingin menyampaikan satu pesan, ajakan, dan harapan saya
kepada keluarga besar Nahdliyin. Marilah kita jaga kebersamaan antara
pemerintah dan Nahdlatul Ulama di seluruh Indonesia. Mari kita sukseskan program-program
prorakyat. Silakan mengkritisi dan mengoreksi pemerintah di seluruh Indonesia
agar semua program itu berhasil.
Pengurus NU di pusat, di provinsi, di kabupaten, dan di kota, teruslah
bersama-sama kami, gubernur, bupati, dan wali kota, untuk memastikan warga
Nahdliyin yang memenuhi syarat dan berhak mendapatkan bantuan, misalnya di
bidang pendidikan dan di pesantren, di bidang kesehatan, bantuan seperti
Raskin, bantuan untuk keluarga miskin dan sebagainya. Daerah juga punya
program, perjuangkan agar warga Nahdliyin mendapatkan hak-haknya sesuai dengan
kebijakan dan program itu. Itulah ajakan saya, pesan, dan harapan saya.
Sekali lagi, Saudara-saudara, Dirgahayu Nahdlatul Ulama. Semoga Allah SWT terus
membimbing dan merahmati perjuangan NU dan perjuangan bangsa Indonesia. Sekian.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Â
Â
Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,
Kementerian Sekretariat Negara RI