SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA SIDANG KABINET PARIPURNA
DI KANTOR PRESIDEN, ISTANA NEGARA, JAKARTA
TANGGAL 26 MEI 2011
Â
Â
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Yang saya hormati Saudara Wakil Presiden Republik Indonesia,
Pimpinan dan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden,
Para Menteri dan Anggota Kabinet Indonesia Bersatu II,
Gubernur Bank Indonesia,
Para Gubernur,
Para Pimpinan Lembaga-lembaga Pemerintahan Non Kementerian,
Para peserta Sidang Kabinet Paripurna sekalian yang saya cintai,
Â
Alhamdulillah, hari ini kita dapat
kembali menyelenggarakan sidang kabinet paripurna. Ada dua agenda yang akan
kita acarakan pada sidang kita hari ini. Pertama,
adalah menyangkut program pengurangan kemiskinan, utamanya implementasi dari cluster
keempat program-program prorakyat. Yang kedua, pada sidang kali ini kita
mengundang para Gubernur, enam Gubernur, untuk beliau semua dapat melaporkan
dan mempresentasikan sistem transportasi kota-kota besar di wilayahnya, dan
manajemen lalu lintas yang mesti dilakukan.
Saudara-saudara,
Sebelum kita mulai satu demi satu agenda kita pada hari ini, saya ingin
menyampaikan beberapa hal berkaitan dengan dua agenda itu. Pertama, mengapa
kita benar-benar harus menyukseskan program pengurangan kemiskinan,
atau program penanggulangan kemiskinan. Sebagaimana Saudara ketahui,
bahwa kita telah menetapkan strategi pembangunan ekonomi, yang kita sebut
dengan strategi empat jalur, four track strategy, yaitu pembangunan
ekonomi yang propertumbuhan, propenciptaan lapangan pekerjaan, propengurangan
kemiskinan, dan propemeliharaan lingkungan. Itu telah dan akan terus kita anut, di
dalam melaksanakan pembangunan ekonomi di negeri ini. Yang kedua, kalau kita
pahami sebenarnya, makna pembangunan bagi negara-negara berkembang tiada lain
adalah upaya besar untuk terus mengurangi kemiskinan atau upaya berlanjut untuk
terus meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Â
Di dunia ini, kaum miskin jumlahnya masih
besar. Di negeri kita, jumlah itu juga boleh dikatakan cukup banyak, meskipun
dari tahun ke tahun atas kerja keras kita, jumlah itu terus menurun.
Selama ini kita menjalankan dua cara, dua strategi di dalam mengurangi
kemiskinan. Yang pertama, melalui mekanisme ekonomi. Kalau ekonomi tumbuh,
lapangan pekerjaan tercipta, yang tadinya menganggur
mendapatkan pekerjaan, lantas mendapatkan
income atau penghasilan, dan
kemudian dia bisa memenuhi keperluan sehari-harinya sehingga kemiskinan
otomatis berkurang. Yang kedua, terhadap saudara-saudara kita yang memang belum
bisa diberdayakan, yang kemiskinannya boleh dikatakan cukup berat, begitu, kita
jalankan program Pemerintah, yang menggunakan anggaran negara,
untuk mengurangi kemiskinan itu.
Â
Kita telah menjalankan tiga cluster program pengurangan kemiskinan itu. Pertama adalah Bantuan Langsung Masyarakat. Kita harus ingat kembali, itu sepenuhnya menggunakan anggaran negara. Yang kedua, PNPM, menggerakkan Kecamatan dengan Desa-desanya, yang itu juga mengggunakan anggaran negara, plus kontribusi dari komunitas setempat. Sedangkan yang ketiga, KUR untuk menggerakkan usaha mikro, kecil, dan menengah, yang jaminannya menggunakan anggaran negara, sedangkan implementasinya, fasilitasinya, urusannya dilaksanakan oleh bank-bank kita, utamanya bank-bank BUMN.
Â
Kita sepakat, sebagaimana yang telah saya
sampaikan di waktu yang lalu, nampaknya untuk mempercepat pengurangan
kemiskinan di negeri ini, harus kita tambahkan lagi satu cluster.
Saudara saya kira masih ingat, ada enam program yang akan kita jalankan, yaitu
program rumah murah, program kendaraan angkutan umum murah, program air bersih
untuk rakyat, program listrik hemat dan murah, program peningkatan kehidupan
nelayan, dan program peningkatan kehidupan masyarakat pinggir perkotaan. Inilah
yang termasuk cluster keempat.
Saya telah menginstruksikan kepada para Menteri terkait,
dan tentunya para Gubernur, agar dari
cluster
keempat itu yang sudah bisa kita laksanakan tahun ini, 2011, kita laksanakan.
Yang karena kita sedang menyusun RKP dan RAPBN, bisa kita laksanakan tahun
depan, 2012, mari kita laksanakan. Yang masih memerlukan waktu, yang kesempatan
pertama bisa kita laksanakan, kita laksanakan. Tetap semuanya itu berangkat
dari kebijakan dan alokasi anggaran yang tepat, yang kita rencanakan dengan
baik.
Â
Untuk itu, nanti sesi pertama dari sidang
kabinet kita, saya persilakan Menko Perekonomian dengan Menteri terkait,
secara ringkas melaporkan kesiapan kita, dan apa saja yang
akan kita lakukan, untuk melaksanakan cluster keempat program
pengurangan kemiskinan ini.
Saudara-saudara,
Agenda yang kedua, sebagaimana yang saya sampaikan tadi, kita hendak membahas
dengan terlebih dahulu mendengarkan laporan dan presentasi dari para Gubernur, Â yang hadir pada acara kita hari ini,
menyangkut sistem transportasi kota besar, dan upaya mengatasi
kemacetan lalu lintas.
Â
Kemacetan lalu lintas di kota-kota besar adalah masalah yang serius. Kalau kita mendengarkan twitter, radio, facebook, SMS, talkshow, percakapan di warung kopi, di kota-kota besar, termasuk di Jakarta, hampir selalu mereka membicarakan tentang kemacetan di Jakarta, dan saya yakin juga di kota-kota yang lain.
Â
Mengapa serius? Kalau keadaan terus begini,
tidak ada pembaikan, apalagi tambah memburuk, membikin tidak nyaman warga,
dan semua pengguna jalan, akan menambah ongkos jasa angkutan karena harus menghabiskan
bahan bakar banyak, tambah polusi, karena menghabiskan bahan bakar, harga jasa
angkutannya juga semakin naik, yang terkena rakyat juga.
Kemudian berpengaruh pada daya saing bisnis, mengganggu efisiensi dalam bisnis kita.
Saya tahu ini masalah yang pelik, dan tidak selalu
mudah diatasi. Jadi jangan terlalu cepat menyalahkan, "Ini nggak mampu,
ini
nggak becus, ini nggak serius", memang ini pelik. Mengapa?
Kota-kota di negeri kita ini umumnya tidak dirancang untuk menerima beban
seperti beban sekarang ini, sementara kendaraan terus bertambah. Good news
bagi ekonomi kita,
sebenarnya. Tetapi,
bayangkan kalau pertambahan kendaraan 5, 7, 10 sampai 15% per tahun, sementara
jaring jalan hampir tidak berubah. Menambah jaring jalan tidak selalu mudah.
Ruangnya nggak ada. Uangnya juga harus kita carikan karena biayanya
mahal. Belum tidak mudahnya membebaskan tanah selama ini. Itu masalah yang kita
hadapi.
Namun, Saudara-saudara, para Gubernur, bagaimanapun harus ada solusi, harus ada
opsi. Kesulitan warga, jeritan mereka semua harus kita jawab. Dan jangan sampai
mereka kehilangan harapan, "Wah, jangan-jangan nggak ada solusinya. Kan
tambah parah begini". Mari kita bikin mereka punya harapan,
bahwa kita semua sedang bekerja untuk mengatasi masalah ini, terutama tentu
mereka yang bertanggung jawab untuk transportasi dan lalu lintas di kota-kota
besar.
Â
Para Gubernur, Pemerintah Pusat tidak akan mengambil alih urusan ini, jelas, karena saya tahu pemerintah daerah yang lebih mengerti persoalan, apakah di Jakarta, apakah di Makassar, apakah di Bandung, apakah di Surabaya, apakah di Denpasar ataupun di Medan. Pemerintah Daerah tentu yang lebih bertanggung jawab, dan yang paling tepat untuk mencari opsi dan solusinya. Namun Pemerintah Pusat tentu di samping ingin memastikan ada solusi, ada opsi, ada aksi, juga harus memberikan bantuan dan fasilitasi agar semua bisa dijalankan. Oleh karena itu, kita akan dengarkan presentasi dari masing-masing Gubernur tentang keadaaan yang dihadapi, kemudian solusinya apa, sudah begitu saja. Jadi, cespleng saja, supaya kita juga bisa nanti mendukungnya itu.
Â
Setelah dipresentasikan nanti, setelah kita anggap itu yang paling baik, harapan saya dijalankan ke depan nanti. Dan karena kita tengah melakukan percepatan dan perluasan pembangunan, sesuai dengan masterplan kita, MP3EI yang insya Allah akan kita luncurkan esok hari, saya berharap, para Gubernur, apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan keandalan sistem transportasi nasional, masukkan saja. Dengan demikian, baik BUMN, swasta, kita, Pemerintah Pusat dan Daerah, bisa memastikan bahwa itu akan jalan.
Â
Saya sekali lagi juga menginstruksikan para Menteri
terkait, nanti setelah para Gubernur menyampaikan,
dan kalau itu lebih tepat, kita memberikan fasilitasi, bantuan, dorongan, kita
lakukan.
Itulah dua hal, Saudara-saudara, yang saya sampaikan sebagai pengantar, dan
setelah ini nanti kita mulai dari agenda pertama, yaitu upaya kita untuk
mengurangi kemiskinan dengan mengembangkan
cluster keempat program
prorakyat.
Â
Demikian pengantar saya, terima kasih.
Â
Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,
Kementerian Sekretariat Negara RI