Sepenggal Kisah Bersama Anak Komunitas Adat Terpencil di Stadion Utama

 
bagikan berita ke :

Kamis, 14 November 2019
Di baca 1970 kali

Lebih dari 56 anak beserta pendampingnya yang berasal dari Komunitas Adat Desa Terpencil di seluruh Indonesia mengunjungi Stadion Utama GBK pada Kamis, 14 November 2019. Kunjungan ke Stadion Utama GBK ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Festival Generasi Emas yang digelar Kementerian Sosial Republik Indonesia. Berasal dari daerah, lingkungan dan adat-istiadat yang berbeda berkumpul menjadi satu dalam festival ini.     

Siang itu, dua bus mengantarkan rombongan Komunitas Adat Desa Terpencil berhenti di Pintu Kuning Stadion Utama GBK. Beberapa dari mereka tertegun memandangi pilar-pilar kokoh penopang rangka atap diatasnya. Dengan berjalan beriringan mereka masuk ke dalam Stadion Utama. Keceriaan mulai terlihat saat mereka mulai menapakkan kaki di atas rekortan yang menjadi lintasan atletik. Memuncaki keseruan bersama, lomba lari pun digelar, yang disambut mereka dengan antusiasme luar biasa.  Tidak hanya anak-anak tetapi para pendamping pun turut berpartisipasi. Para pemenang lomba pun mendapat cinderamata sebagai kenang-kenangan dari GBK.

Salah satu anak bercerita bahwa ini merupakan pengalaman yang luar biasa baginya pergi ke luar desa, jangankan melihat kota besar melihat bus saja mereka baru pertama kali. Kemudian ada juga anak yang bercerita bahwa untuk bersekolah ia harus bangun sekitar jam 2 dini hari untuk menuju ke sekolah dan baru kembali lagi ke rumah pada jam 9 malam, sebuah perjuangan yang sangat luar biasa mereka lakukan untuk mengenyam pendidikan. Sebuah upaya untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik, dengan berbagai keterbatasan yang ada dapat menjadi inspirasi bahwa di daerah terpencil bukan berarti mereka jadi terkucil. Semangat untuk menjadi lebih baik ini sejalan dengan semangat acara Festival Generasi Emas agar anak-anak ini kelak dapat menjadi agen perubahan yang akan membawa kebaikan di masa yang akan datang. (Tri Novita Sari_PPKGBK)

 

Kategori :
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0