Sinergitas Kunci Keberhasilan Pembangunan

 
bagikan berita ke :

Rabu, 23 September 2020
Di baca 2121 kali

Jakarta, wapresri.go.id – Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin menuturkan bahwa sinergitas merupakan kunci keberhasilan dalam melakukan upaya pembangunan. Untuk itu, pemerintah terus mendorong sinergi antara kementerian dan lembaga, pusat dan daerah, pemerintah dan masyarakat, serta lembaga pendidikan dengan dunia usaha.

 

“Pada intinya sinergi diperlukan untuk saling menguatkan dengan melakukan penggabungan dari kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh suatu entitas dengan entitas lainnya guna meningkatkan daya saing, efektivitas, kecepatan layanan ataupun eksekusi, serta kenyamanan bagi pengguna,” ujarnya saat menyampaikan Orasi Ilmiah pada Acara Puncak Dies Natalis Ke-55 Universitas Lampung (UNILA), Rabu (23/09/2020).

 

Terlebih, kata Wapres, di era persaingan global dengan sumber daya yang terbatas, kondisi geografis yang sangat luas, dan jumlah penduduk yang sangat besar serta beragam, persoalan pembangunan di Indonesia hanya bisa diatasi dengan bersinergi.

 

Selain itu, tambahnya, daya saing juga diperlukan dalam pembangunan di tengah persaingan global yang semakin ketat. “Jika kita berbicara daya saing, maka ukurannya adalah produktivitas. Karena itu, upaya untuk meningkatkan produktivitas nasional merupakan salah satu kunci pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

 

Namun sayangnya, lanjut Wapres, produktivitas tenaga kerja Indonesia bukan yang terbaik di ASEAN. “Berdasarkan data Asian Productivity Organization (APO) yang diterbitkan dalam Asian Productivity Databook 2018, posisi produktivitas per pekerja Indonesia berada pada peringkat ke-4 dari 8 negara ASEAN yang tergabung dalam APO,” urainya.

 

Wapres menjelaskan bahwa produktivitas per pekerja Indonesia hanya berkisar 24.900 US Dollar, jauh di bawah Singapura yang berada di peringkat pertama dengan produktivitas per pekerja sebesar 131.900 US Dollar.

 

“Kita juga masih terpaut jauh dengan Malaysia, dengan produktivitas per pekerja sebesar 56.400 US Dollar dan Thailand sebesar 28.300 US Dollar. Keduanya berada di peringkat ke-2 dan ke-3,” terangnya.

 

Dengan persaingan dagang yang semakin kompetitif, Wapres menegaskan tidak ada pilihan selain harus mampu meningkatkan produktivitas nasional melalui peningkatan kualitas pengetahuan dan keterampilan SDM, pemanfaatan teknologi yang tepat guna, inovasi, serta iklim usaha yang lebih baik. Untuk itu, kampus sebagai lembaga pendidikan, tentu berperan penting dalam peningkatan kualitas SDM ini.

 

“Oleh karena itu, saya mengharapkan agar UNILA dapat menjadi aktor utama pengembangan SDM di provinsi Lampung. Hal ini dapat dilakukan melalui penekanan pendidikan yang lebih terarah, sesuai dengan kebutuhan dalam masyarakat, memperbanyak pendidikan keterampilan dan life skill lainnya agar lulusannya dapat mandiri dan bahkan dapat membantu menciptakan peluang bagi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan.” pesannya.

 

Peran ini, sambung Wapres, sangat esensial mengingat persoalan mendasar yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah kualitas Sumber Daya Manusia.

 

“Pemerintah telah menempatkan Pembangunan SDM Unggul sebagai prioritas pertama. Menurut saya SDM unggul adalah SDM yang sehat, cerdas, memiliki produktivitas tinggi dalam menghasilkan sesuatu yang manfaat dan maslahat, memiliki semangat untuk berkompetisi, cinta tanah air, dan berakhlak mulia, ber-akhlakul karimah,” pungkasnya. (RN, KIP-Setwapres)

Kategori :
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           2           2           0           0